Berita Sekitar Kita

Berita Sekitar Kita

Selasa, April 26

Kata lebih tajam dari mata pedang Damascus

Pedang Damascus adalah pedang yang
paling tajam di dunia, pedang ini
digunakan oleh pasukan Arab dan Persia
pada perang Salib.
Pedang ini dibuat dari baja damascus
yang diolah dengan sangatkhusus
sehingga memiliki permukaan yang
sangat kuat dan tajam. Teknik
pembuatan pedang ini begitu rahasia
sehingga hanya beberapa keluarga
pandai besi di Damascus saja yang
menguasainya, ini juga sebabnya teknik
pembuatan baja Damascus akhirnya
punah. Hingga kini teknologi metalurgi
yg paling canggih pun belum mampu
membuat pedang yg lebih tajam dari
Pedang Damascus.
Pedang ini mampu membelah sutera yg
dijatuhkan ke atasnya, juga mampu
membelah pedang lain atau batu tanpa
mengalami kerusakan samasekali.
Sebuah penelitian mikroskopik
menemukan bahwa pedang-pedang ini
ternyata memiliki semacam lapisan kaca
dipermukaannya. Bisa dikatakan para
ilmuwan muslim di timur tengah telah
mencapai teknologi nano sejak seribu
tahun yg lalu.

Tahukah anda bahwa masih ada yang
lebih tajam dari pedang itu???…

dikisahkan sebuah cerita:
Pada jaman dahulu kala diceritakan
bahwa ada seorang penebang pohon
yang bersahabat karib dengan seekor
singa.Setiap siang hari, Si penebang
pohon makan siang dan duduk-duduk di
pinggir hutan di tepi sebuah
selokan.Saat itulah, seekor singa yang
menjadi temannya keluar dari hutan dan
berbaring disampingnya untuk
berbincang dari hati ke hati. Cie…ile…
Suatu ketika, si penebang pohon
berkata kepada singa itu, ”Sahabatku
tolong kamu agak menjauh. Mulutmu
bau sekali sampai aku mau muntah &
tidak bisa menelan makanan ini”. Sang
raja hutan sangat marah, bangkit &
dengan ganas menyerang penebang
pohon yang kurang ajar itu.Sehingga ia
hampir mati. Tapi anehnya, Si penebang
pohon dengan luka-luka disekujur
tubuhnya itu masih bisa pulang ke
kampung halamannya. Sekian bulan
berikutnya, Si penebang pohon sembuh,
dan kembali bekerja menebang pohon di
hutan seperti biasanya. Ketika waktu
makan siang tiba, dia pergi ke tempat
yang biasanya. Tak lama kemudian,
sang singa berjalan gontai keluar dari
hutan. Si penebang pohon berkata,”
Aku senang sekali bisa bertemu lagi
denganmu. Aku merindukanmu, selama
berbulan-bulan, selama aku tak bekerja.
Lihatlah, tak ada luka ditubuhku,
seluruh lukaku sudah sembuh”. Sang
singa menimpali dengan perasaan sedih,
”Tapi luka yang ku derita akibat
lidahmu yang tajam masih mengucurkan
darah. Kata– kata kasarmu masih
terasa menyakitkan”.

Sekarang anda pasti sudah tahu. “Lidah
itu lebih tajam dari pedang, bahkan
pedang tertajam di dunia sekalipun
karena lidah dapat melukai hati tanpa
menyentuhnya…”

Jadi, kita harus menjaga lisan agar
selalu mengucapkan perkataan yang
baik.
Dalam masalah menjaga lisan ini, Al-
Bukhari meriwayatkan sebuah hadits
dalam kitab Shahihnya no. 6477 dan
Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988
[3] dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda:“Sesungguhnya seorang
hamba yang mengucapkan suatu
perkataan yang tidak dipikirkan apa
dampak-dampaknya akan membuatnya
terjerumus ke dalam neraka yang
dalamnya lebih jauh dari jarak timur
dengan barat”.

Masalah ini disebutkan pula di akhir
hadits yang berisi wasiat Nabi kepada
Muadz yang diriwayatkan oleh At-
Tirmidzi no. 2616 yang sekaligus dia
komentari sebagai hadits yang hasan
shahih. Dalam hadits tersebut Rasulullah
bersabda: “Bukankah tidak ada yang
menjerumuskan orang ke dalam neraka
selain buah lisannya?”
Perkataan Nabi di atas adalah sebagai
jawaban atas pertanyaan Mu’adz: Wahai
Nabi Allah, apakah kita kelak akan
dihisab atas apa yang kita katakan ?”
Al-Hafidz Ibnu Rajab mengomentari
hadits ini dalam kitab Jami’ Al-Ulum wa
Al-Hikam (II/147), “Yang dimaksud
dengan buah lisannya adalah balasan
dan siksaan dari perkataan-
perkataannya yang haram.
Sesungguhnya setiap orang yang hidup
di dunia sedang menanam kebaikan atau
keburukan dengan perkataan dan amal
perbuatannya. Kemudian pada hari
kiamat kelak dia akan menuai apa yang
dia tanam. Barangsiapa yang menanam
sesuatu yang baik dari ucapannya
maupun perbuatan, maka dia akan
menunai kemuliaan. Sebaliknya,
barangsiapa yang menanam Sesuatu
yang jelek dari ucapan maupun
perbuatan maka kelak akan menuai
penyesalan”.

Referensi:
http://
umum.kompasiana.com/2009/10/08/
sesuatu-yang-lebih-tajam-dari-pada-
pedang-bahkan-sinar-laser-sekalipun
%E2%80%A6/
Selengkapnya...

Sabtu, April 23

Danau Terangker dan Misterius di Dunia, Bisa Bersiul Memanggil Anda!



Pasti anda pernah mendatang sebuah tempat yang tiba-tiba terasa ada kekuatan magis disekitar anda sehingga menyebabkan bulu kuduk anda berdiri. Perasaan ini lha juga yang dirasakan oleh penduduk setempat Son Doong Cave, goa terbesar yang terletak terletak di Phong Nha-Ke Bang National Park, Bo Trach Kabupaten, Provinsi Quang Binh, Vietnam. Goa ini mengeluarkan suara-suara aneh sepanjang hari dan ditambah dengan suhu dingin nya benar-benar menyebabkan bulu kuduk penduduk perumahan sekitarnya tersebut merinding.





Suara-suara aneh menciptakan kesan angker terhadap goa ini sehingga penduduk sekitar Phong Nha Ke Bang National Park, Propinsi Quang Binh, Vietnam, tidak berani menginjakkan kakinya ke goa Son Doong tersebut. Kepercayaan akan hal-hal gaib yang terdapat di dalam goa tersebut menakutkan semua penduduk disana.



Khabar mengenai goa misterius ini kemudian sampai ke telinga para ilmuwan Inggris. Para ilmuwan ini pun mendatangi gua ini untuk mengadakan observasi. Mereka sangat terkejut karena ternyata goa ini maha luas bahkan besarnya lima kali lebih luas daripada goa terbesar di Vietnam, Phong Nha. Lebih terkejut lagi mereka ketika mereka melakukan pengukuran atas goa tersebut, ternyata lebih besar daripada pemegang rekor goa terbesar di dunia, Deer di Malaysia, yang panjang nya hanya 2km, tinggi 100 meter, dan lebar 90 meter. Dengan demikian Son Doong Cave merupakan goa terbesar di dunia dengan panjang sekitar 5 km, tinggi 200 m, dan lebar 150 meter.



Sampai akhirnya tahun lalu, sekelompok ilmuwan Inggris mengungkap �harta terpendam� Vientam. Para peneliti mendatangi Son Doong Cave untuk observasi. Betapa terkejutnya mereka, ternyata goa itu maha luas. Goa ini ternyata lima kali lebih luas dari gaa terbesar di Vietnam, Phong Nha, bahkan setelah diukur, luasnya jauh lebih besar dari goa terbesar di dunia, Deer di Malaysia.



Bukan hanya itu, para tim peneliti Inggris dari British Cave Research Association ini juga berhasil menguak suara-suara aneh yang selama ini ditakuti penduduk. Menurut mereka siulan aneh tersebut disebabkan oleh angin dan sungai bawah tanah yang airnya sangat deras sehingga menggemakan suara-suara aneh itu.



Setelah penemuan spektakuler tersebut, tim ekspedisi Inggris ini melanjutkan penelitian sekitar pegunungan barat provinsi Quang Binh dan mendapatkan penemuan yang luar biasa. Dalam satu bulan eksedisi merea, berhasil ditemukan 20 goa lagi yang dengan demikian berarti di Phong Nha �Ke Bang National Park, terdapat 150 goa.





• Dianaruntu
Selengkapnya...

Rabu, April 20

Kecamatan Penyinggahan Kabupaten Kutai Barat

Penyinggahan, Kutai Barat

— Kecamatan — Penyinggahan
Negara Indonesia
Provinsi Kalimantan Timur
Kabupaten Kutai Barat
Pemerintahan

- Camat M. Mas'ud. N, S.Sos
Jumlah penduduk 3.874 jiwa
Kepadatan - jiwa/km²
Desa/kelurahan 6 kampung
Penyinggahan adalah sebuah
kecamatan di Kabupaten Kutai Barat,
Kalimantan Timur, Indonesia.
Penduduk Kecamatan Penyinggahan dihuni oleh 1.093 KK. Jumlah. keseluruhan penduduk Kecamatan Penyinggahan adalah 3.874 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 1.989 orang dan jumlah penduduk perempuan 1.885
orang. Tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Penyinggahan adalah 14
jiwa/km². Selengkapnya...

Jumat, April 15

PENANGKAL HIPNOTIS ATAU GENDAM

Akhir-akhir ini semakin marak saja
kasus kejahatan yang
menggunakan metode gendam
atau biasa disebut hipnotis.Yang
membuat jengkel adalah korban
yang secara tidak sadar telah
menjadi sasaran tindak kejahatan
tersebut. Sehingga tiada mampu
untuk mengadakan perlawanan.
Hal ini berbeda dengan bentuk
kejahatan yang lain,seperti kejahatan
copet atau bahkan
perampokan. Korban masih bisa
melakukan perlawanan, atau setidak
nya berteriak minta tolong sesegera
mungkin pada saat terjadi kejahatan
tersebut.Paling tidak hal itu bisa
meminimalkan jumlah kerugian
yang diderita korban.

Hipnotis biasa nya lazim dilakukan
lebih dari 1 orang.Walaupun ada
juga pelaku gendam yang lebih
memilih untuk bersolo
karier. Metode gendam antara
lain,dengan mengajak berbicara
orang yang hendak dijadikan
target,biasa nya dengan berpura-
pura bertanya alamat, dan lain
sebagainya. Atau bisa juga dengan
tepukan pada pundak dari arah
belakang calon korban, si pelaku
berusaha menghipnotis sang
korban.

Menjelang hari raya,biasa nya para
pelaku kriminal akan semakin nekat
untuk kejar setoran.Nah melalui
artikel ini aku akan membagi teknik
jitu bagaimana menangkal kejahatan
gendam/hipnotis tersebut.

1. Usahakan selalu bertindak autis
bila di tengah keramaian,maksud
nya adalah jangan bengong,atau
nothing to do.Karena biasa nya para
pelaku gendam menyukai calon
korban ( maaf ) yang bertampang
bego dan suka bengong.Bahasa
autis aku gunakan yang berarti anda
melakukan kesibukan sendiri misal
nya membaca kompasiana via
mobile,dan lain sebagai nya.

2. Jangan biarkan pikiran anda
kosong,melamun dan menerawang
tidak jelas saat berada di tempat
umum.Bila anda muslim,aku
anjurkan untuk senantiasa berdzikir
dalam hati.

3. Umum nya para pelaku sangat
anti dengan orang yang
latah, masalah nya bila mereka
menepuk pundak calon korban
yang menderita latah, akan langsung
disambut kalimat, misal,”eh
burung, eh burung, burung.”
Sehingga gagal lah mereka untuk
menggendam sang korban. Trik
orang latah bisa anda gunakan, bila
tiba-tiba saja ada yang menepuk
pundak anda dari belakang dan
disertai akting sok kenal dari
pelaku. Silakan anda merespon
tepukan tersebut dengan kalimat
galak, misal nya,”Mau apa loe ?!” Hal
ini akan mengurungkan niat
pelaku, karena melihat anda yang
dibawah kesadaran pikiran yang
tinggi.

4. Selalu waspada terhadap orang
yang menanyakan alamat,dan lain
sebagai nya.Jawab saja,”Maaf,saya
orang baru disini,silakan tanya di
pos polisi ujung jalan itu…”

5. Jangan pernah terbuai oleh
kemampuan bela diri anda, karena
kejahatan ini sangat halus dan dapat
melumpuhkan pikiran tanpa anda
sadari.Jadi inti nya, bersikaplah yang
rendah hati namun selalu mawas
diri.

6. Jangan pernah percaya dengan
orang asing.

7. Pelaku gendam atau hipnotis
terkadang juga melakukan aksi nya
via telepon,jadi jangan pernah
tanggapi telepon yang masuk bila
memang anda tidak kenal betul
nomor tersebut.

8. Jangan pernah menggunakan
jimat apapun,meski dengan iming-
iming dapat menangkal gendam.
Bila
anda saat ini memakai aneka jimat
yang aku maksud. Segera buang ke
laut, karena dengan anda percaya
kekuatan gaib dari jimat
tersebut, akan semakin mudah anda
dijadikan sasaran kejahatan
gendam. Ibarat kata pengikut setan
bertemu sesama nya…mantab.

Itu tadi delapan teknik hasil riset ku
secara pribadi. Semoga
bermanfaat. Inti nya sebenarnya
adalah tindakan waspada itu
sendiri, karena dimana pun dan
kapan pun, kejahatan apapun bisa
mengintai anda.

Salam Waspada. Selengkapnya...

Minggu, April 10

Kutai Menjelajah Informasi: BELAJAR DARI BOBROKNYA MASYARAKAT BARAT

Kutai Menjelajah Informasi: BELAJAR DARI BOBROKNYA MASYARAKAT BARAT: "Tidak diragukan lagi, 'paradigma mekanik' (mechanical paradigma) atau Renaissance merupakan sukses luar biasa, jika itu dipandang sebagai pe..." Selengkapnya...

BELAJAR DARI BOBROKNYA MASYARAKAT BARAT

Tidak diragukan lagi, "paradigma mekanik" (mechanical paradigma) atau Renaissance merupakan sukses luar biasa, jika itu dipandang sebagai perkembangan intelektual yang melibatkan kemajuan sains, perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Hampir tidak ada cabang ilmu pengetahuan atau asfek-asfek fisik kehidupan yang tidak mendapat kontribusi luar biasa yang dibuat oleh paradigma peradaban occident itu (negara-negara Eropa dan Amerika).

Ia telah mencapai kemajuan material yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia telah menggunakan dan memanfaatkan kekuatan dan sumber-sumber alam hingga tingkat maksimumnya serta menciptakan masyarakat teknologi dan industri yang tidak tertandingi besarnya, keindahan dan efisiensinya. Konsekuensinya pertumbuhan material yang menyolok dan mengagumkan telah membutakan massa dan bahkan kaum intelektual diarahkan untuk mempercayai materi sebagai pengganti Tuhan, dan diluar materi itu tidak apa-apa. "Manusia" telah dipersempit dari "Insan" turun ke bawah lebih tinggi setingkat dengan organisme binatang. Juga dipercayai , manusia semata-mata merupakan compleks dari elektron dan proton dan berbagai hubungan stimulus-response atau sekedar kantung psikoanalitik yang dipenuhi dengan libido psikilogis saja.
Dengan demikian ketidak beragaman atau irreligiusness adalah begitu mendalam berakar dan ekstrim, bahkan Tuhan telah dipalingkan menjadi tidak jelas sementara hawa nafsu terhadap keduniaan yang tak terbatas telah mencapai tempatnya.

Rata-rata orang Eropa, apakah ia seorang demokrat atau fasis, kapitalis atau bolsewik, pekerja biasa atau intelektual mengetahui hanya satu-satunya agama yang positif adalah penyembahan terhadap kemajuan material. Sikap ini telah melahirkan model moralitas bagi manusia yang terikat pada masalah pemanfaatan praktis dunia, yang mempunyai kriteria tertinggi antara baik dan jahat berada dan terletak pada keberhasilan material.

Linyutong mengatakan "Dunia kini merupakan kesibukan praktek bisnis dan bisnis ekonomi, bangsa sebagai perusahaannya, pemerintah sebagai tokohnya, dan para diplomat adalah salesmen kelilingnya, mencoba untuk menghalau pesaingnya dan memukul mereka pasar-pasar baru dan wartawan-wartawannya serta para pemikirnya adalah ahli-ahli akutansi".

Keseluruhan paradigma dunia modern dipelihara dan dilepas untuk memperlemah struktur keluarga sedapat mungkin yang dapat menimbulkan bencana besar terhadap kesehatan mental, emosi dan jiwa manusia. Institusi kehidupan keluarga dipecah belah atau bahkan dipilah-pilah. Hal ini dibenarkan oleh Wrie Bonfenbrenner seorang ahli ilmu jiwa perkembangan anak dari Cornell University. "Sejak Perang Dunia II keluarga dari beberapa generasi dengan seluruh kerabatnya, praktis tidak terlihat lagi di Amerika. Bahkan inti dari keluarga kecil yang terdiri atas ibu, bapak dan putra-putrinya semakin menurun. Dewasa ini lebih 1/6 dari seluruh anak-anak beberapa negara tinggal bersama keluarga-keluarga berorangtua tunggal. Orang tua tunggal tersebut biasanya wanita, kepala yang mandiri dan hampir selalu bekerja full time. Semua perkembangan ini telah menyebabkan banyak anak-anak tanpa pemeliharaan sama sekali".

Merosotnya kehidupan keluarga menimbulkan berbagai efek serius bagi pemuda. Menurut Dr. Harold V. Ruth, psikiatris senior pada Menninger Foundation AS: "Tidak mengejutkan atau mengherankan, komisi kepresidenan pada kesehatan mentak memperkirakan 8 juta anak-anak di AS memerlukan bantuan segera karena ketidakbesesan pada jiwanya. Dari sudut pandang kemerosotan keluarga tidak mengherankan, dalam satu tahun ada 70.000 serangan yang diarahkan pada guru, 100 pembunuhan dilakukan di sekolah-sekolah dan kerusakan benda kekayaan berharga bernilai milyaran dolar AS dilakukan terhadap sekolah-sekolah.

Dengan demikian analisis yang dekat terhadap peradaban modern telah menyingkap kebejatan sekulerismd Selengkapnya...

Sabtu, April 9

Akibat Menangkap Ikan Menggunakan Alat Strum ; Pendapatan Nelayan Tradisional Terpuruk

Di Kecamatan Penyinggahan pada tahun 2003 secara umum dinobatkan sebagai Kecamatan terkaya seKabupaten Kutai Barat, dibidang produksi ikan.
Tapi sekarang jauh dari kenyataan, sungguhpun masih bisa memproduksi ikan walau nelayannya menangkap Ikan hanya menggunakan alat tradisional (bu, pengilar, lukah, pancing dan pukat) penghasilan mereka sangat terpuruk. Hal ini dikarenakan sebagian besar nelayannya menggunakan beralih menggunakan peralatan Strum Ikan pendorong accu (dibaca aki) maupun Mesin Genset.

Memang sungguh banyak hasil tangkapan ikan dari menggunakan alat Strum, tapi sangat membahayakan mereka dan merugikan orang lain (nelayan tradisional). Pernah dilakukan penegasan larangan oleh Pemerintah terkait dan aparat Kepolisian setempat, terkait adanya laporan dari warga (Nelayan Tradisional) bahwa alat penangkap ikan mereka (pukat) rusak akibat terlindas kipas mesin ces (ketinting), dan juga penyetrum dari luar daerah yg berkelompok menyetrum ikan di Danau Jempang. Merekapun mematuhi tapi hanya satu atau dua bulan saja, setelah itu beraksi lagi seperti biasa.

Tampaknya aparat keamanan
hanya menutup sebelah mata apabila berpapasan dgn Nelayan penyetrum dilapangan, dan bertindak kalau ada laporan atau pengaduan dari masyarakat khususnya nelayan tradisional.

Harapan nelayan tradisional adalah kembali duduk bersama
dalam menangkap ikan di sungai Mahakam dan danau Jempang
tanpa menggunakan peralatan strum,
serta terciptanya rasa
aman akan peralatan mereka.
Dan juga aparat keamanan
setempat, apabila berpapasan
atau melihat nelayan menangkap ikan menggunakan alat strum langsung ditindak tegas tanpa pandang bulu.

Demikian tulisan saya ini
mewakili dari hati nelayan tradisional Kecamatan Penyinggahan Kabupaten KuBar. Selengkapnya...

Rabu, April 6

Kutai Menjelajah Informasi: Hukuman lucu buat Polisi Gorontalo yang menggila D...

Kutai Menjelajah Informasi: Hukuman lucu buat Polisi Gorontalo yang menggila D...: "Inilah ‘Hukuman’ Untuk Briptu Norman Kamaru Anggota Satuan Brigade Mobile Polda Gorontalo, Brigadir Satu Norman Kamaru, sudah mendapatkan “h..." Selengkapnya...

Hukuman lucu buat Polisi Gorontalo yang menggila Di Video Youtube

Inilah ‘Hukuman’ Untuk
Briptu Norman Kamaru
Anggota Satuan Brigade Mobile
Polda Gorontalo, Brigadir Satu
Norman Kamaru, sudah
mendapatkan “hukuman” dari
kesatuannya. Tampaknya
hukuman itu tak berat, bahkan
menyalurkan hobi dan bakat
Norman.
Hukuman kepada Briptu
Norman disiarkan Met*oTV
pagi tadi (06/04). Hukumannya
adalah menyanyi di depan
kesatuan polisi Gorontalo saat
apel (upacara). Dari video
tersebut, terlihat Norman
menyanyi di depan teman-
temannya. Kali ini ia berdiri di
hadapan sejumlah anggota
Brimob lainnya, yang mengiringi
dengan tepuk tangan kompak.
Norman menyanyi dengan
pengeras suara.
Lagu yang dinyanyikan Norman
saat apel pagi tadi berjudul O
Dholna, yang muncul di film Dil
To Pagal Hai (1997), film yang
dibintangi Shahrukh Khan, juga
Madhuri Dixit dan Karishma
Kapoor. Lagu ini aslinya
dinyanyikan Lata Mangeshkar
dan Udit Narayan.
Aksi Norman Kamaru ini
dikomentari oleh Kepala Polri
Jenderal Timur Pradopo.
Menurut dia, adalah baik bila
Norman disalurkan bakat dan
kreativitasnya. “Tidak ada
sanksi. Kalaupun Kapolda
memberi sanksi, itu mendidik,”
kata Timur di Istana
Kepresidenan, Rabu (6/4). Selengkapnya...

Potensi Di Bantaran Mahakam: SEJARAH PESUT MAHAKAM

Potensi Di Bantaran Mahakam: SEJARAH PESUT MAHAKAM: "Pada jaman dahulu kala di rantau Mahakam, terdapat sebuah dusun yang didiami oleh beberapa keluarga. Mata pencaharian mereka kebanyakan adal..." Selengkapnya...

HUKUM TAWASSUL

"Maksud dari tulisan saya ini semat-mata ingin merangsang, membangkitkan dan menggugah semangat ijtihad kita sebagai Muslim".

Bagaimanakah hukumnya orang berdo'a kepada Allah Swt tetapi dengan perkataan "berkat Nabi" atau "berkat wali" seperti :
Ya Allah! murahkanlah rizqiku! dan selamatkanlah aku "dengan berkat Nabi", "dengan beqkat syafa'at Nabi" atau "dengan berkat wali?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Berdoa dengan memakai berkat dan syafa'at sebagaimana pertanyaan di atas tidak pernah dikerjakan oleh sahabat-sahabat Nabi S.a.w.
Caranya Nabi berdo'a adalah dengan meminta terus kepada Allah Swt, dan begitulah caranya sekalian do'a yang ada di dalam Al-Qur'an, dan begitu juga sekalian do'a yang diajarkan oleh Nabi sebagaimana yang tersebut di kitab-kitab hadis.

Didalam Al-Qur'an ada tersebut banyak do'a, dan didalam hadist juga ada beberapa banyak do'a, tetapi sekalian do'a itu terus kepada Allah Swt, tidak dengan menggunakan perkataan seperti: dengan berkat Rasulullah atau lainnya. Oleh sebab itulah sahabat-sahabat berdo'a dengan tidak pakai perantaraan.
Lantaran itu kita juga berdo'a terus kepada Allah Swt, jangan pakai perantaraan lagi.

Tawassul yang terkenal dizaman sahabat ada lain sekali daripada tawassul zaman kita ini. Arti tawassul zaman sahabat adalah meminta kepada seorang yang hidup ia do'akan kita, bersama-sama kita atau sendirian.
Kalau kita bilang boleh bertawassul dengan berkat Nabi atau berkat wali, nanti orang bertanya: Mengapa tak boleh bertawassul dengan berkat makanan dan sebagainya?
Kalau kita bilang: "Manusia tidak sama dengan makanan"
Nanti orang bertanya: Apa alasan membolehkan bertawassul dengan berkat Nabi dan wali, dan apa keterangan yang melarang tawassul dengan barang-barang?
Bagaimana nanti kita menjawab?

Kita telah sama maklum, bahwa ibadat itu tak boleh diubah-ubah caranya. Maka lebih patut cara berdo'a juga tak boleh diubah-ubah, karena sabda Nabi Saw:
"Do'a itu sumsum bagi ibadat"
Maksudnya, bahwa ibadat itu umpama daging, darah dan tulang, tetapi do'a itu umpama sumsum yang di dalam tulang.

Bahwa memakai perkataan "dengan berkat" dan sebagainya itu, tidak diwajibkan atau disunnatkan oleh Allah Swt dan RasulNya. Dan tidak ada satupun faidah tentang menggunakan perkataan itu.
Oleh sebab itu bukankah lebih baik kita tinggalkan cara yang bi'dah itu dan mengambil cara yang diajar oleh Allah Swt dan RasulNya?

Kalau kita berdo'a, bagaimana cara yang diajarkan oleh Allah Swt dan RasulNya, tentu tidak ada siapapun menyalahkan kita, tetapi kalau kita pakai "dengan berkat" banyak ulama yang menerangkan salahnya. Bukankah lebih baik kita ambil jalan yang terang selamatNya?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Sabda Nabi Saw:
"Tinggalkan apa yang membuat engkau syak (ragu-ragu) dan kerjakan apa yang tidak meragu-ragukan engkau".

Sabda Nabi Saw:
"Satu daripada (tanda) bagus keIslaman seseoran laki-laki adalah meninggalkan apa yang tidak perlu baginya.

Disarikan dari:
Kitab Soal Jawab
Tentang Berbagai Masalah Agama
Oleh: A.HASSAN dkk Selengkapnya...

SEJARAH PESUT MAHAKAM

Pada jaman dahulu kala di rantau Mahakam, terdapat sebuah dusun yang didiami oleh beberapa keluarga. Mata pencaharian mereka kebanyakan adalah sebagai petani maupun nelayan. Setiap tahun setelah musim panen, penduduk dusun tersebut biasanya mengadakan pesta adat yang diisi dengan beraneka macam pertunjukan ketangkasan dan kesenian.

pesut mahakam

Ditengah masyarakat yang tinggal di dusun tersebut, terdapat suatu keluarga yang hidup rukun dan damai dalam sebuah pondok yang sederhana. Mereka terdiri dari sepasang suami-istri dan dua orang putra dan putri. Kebutuhan hidup mereka tidak terlalu sukar untuk dipenuhi karena mereka memiliki kebun yang ditanami berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran. Begitu pula segala macam kesulitan dapat diatasi dengan cara yang bijaksana, sehingga mereka hidup dengan bahagia selama bertahun-tahun.

Pada suatu ketika, sang ibu terserang oleh suatu penyakit. Walau telah diobati oleh beberapa orang tabib, namun sakit sang ibu tak kunjung sembuh pula hingga akhirnya ia meninggal dunia. Sepeninggal sang ibu, kehidupan keluarga ini mulai tak terurus lagi. Mereka larut dalam kesedihan yang mendalam karena kehilangan orang yang sangat mereka cintai. Sang ayah menjadi pendiam dan pemurung, sementara kedua anaknya selalu diliputi rasa bingung, tak tahu apa yang mesti dilakukan. Keadaan rumah dan kebun mereka kini sudah tak terawat lagi. Beberapa sesepuh desa telah mencoba menasehati sang ayah agar tidak larut dalam kesedihan, namun nasehat-nasehat mereka tak dapat memberikan perubahan padanya. Keadaan ini berlangsung cukup lama.

Suatu hari di dusun tersebut kembali diadakan pesta adat panen. Berbagai pertunjukan dan hiburan kembali digelar. Dalam suatu pertunjukan ketangkasan, terdapatlah seorang gadis yang cantik dan mempesona sehingga selalu mendapat sambutan pemuda-pemuda dusun tersebut bila ia beraksi. Mendengar berita yang demikian itu, tergugah juga hati sang ayah untuk turut menyaksikan bagaimana kehebatan pertunjukan yang begitu dipuji-puji penduduk dusun hingga banyak pemuda yang tergila-gila dibuatnya.

Malam itu adalah malam ketujuh dari acara keramaian yang dilangsungkan. Perlahan-lahan sang ayah berjalan mendekati tempat pertunjukan dimana gadis itu akan bermain. Sengaja ia berdiri di depan agar dapat dengan jelas menyaksikan permainan serta wajah sang gadis. Akhirnya pertunjukan pun dimulai. Berbeda dengan penonton lainnya, sang ayah tidak banyak tertawa geli atau memuji-muji penampilan sang gadis. Walau demikian sekali-sekali ada juga sang ayah tersenyum kecil. Sang gadis melemparkan senyum manisnya kepada para penonton yang memujinya maupun yang menggodanya. Suatu saat, akhirnya bertemu jua pandangan antara si gadis dan sang ayah tadi. Kejadian ini berulang beberapa kali, dan tidak lah diperkirakan sama sekali kiranya bahwa terjalin rasa cinta antara sang gadis dengan sang ayah dari dua orang anak tersebut.

Demikianlah keadaannya, atas persetujuan kedua belah pihak dan restu dari para sesepuh maka dilangsungkanlah pernikahan antara mereka setelah pesta adat di dusun tersebut usai. Dan berakhir pula lah kemuraman keluarga tersebut, kini mulailah mereka menyusun hidup baru. Mereka mulai mengerjakan kegiatan-kegiatan yang dahulunya tidak mereka usahakan lagi. Sang ayah kembali rajin berladang dengan dibantu kedua anaknya, sementara sang ibu tiri tinggal di rumah menyiapkan makanan bagi mereka sekeluarga. Begitulah seterusnya sampai berbulan-bulan lamanya hingga kehidupan mereka cerah kembali.

Dalam keadaan yang demikian, tidak lah diduga sama sekali ternyata sang ibu baru tersebut lama kelamaan memiliki sifat yang kurang baik terhadap kedua anak tirinya. Kedua anak itu baru diberi makan setelah ada sisa makanan dari ayahnya. Sang ayah hanya dapat memaklumi perbuatan istrinya itu, tak dapat berbuat apa-apa karena dia sangat mencintainya. Akhirnya, seluruh rumah tangga diatur dan berada ditangan sang istri muda yang serakah tersebut. Kedua orang anak tirinya disuruh bekerja keras setiap hari tanpa mengenal lelah dan bahkan disuruh mengerjakan hal-hal yang diluar kemampuan mereka.

Pada suatu ketika, sang ibu tiri telah membuat suatu rencana jahat. Ia menyuruh kedua anak tirinya untuk mencari kayu bakar di hutan.
“Kalian berdua hari ini harus mencari kayu bakar lagi!” perintah sang ibu, “Jumlahnya harus tiga kali lebih banyak dari yang kalian peroleh kemarin. Dan ingat! Jangan pulang sebelum kayunya banyak dikumpulkan. Mengerti?!”
“Tapi, Bu…” jawab anak lelakinya, “Untuk apa kayu sebanyak itu…? Kayu yang ada saja masih cukup banyak. Nanti kalau sudah hampir habis, barulah kami mencarinya lagi…”
“Apa?! Kalian sudah berani membantah ya?! Nanti kulaporkan ke ayahmu bahwa kalian pemalas! Ayo, berangkat sekarang juga!!” kata si ibu tiri dengan marahnya.

Anak tirinya yang perempuan kemudian menarik tangan kakaknya untuk segera pergi. Ia tahu bahwa ayahnya telah dipengaruhi sang ibu tiri, jadi sia-sia saja untuk membantah karena tetap akan dipersalahkan jua. Setelah membawa beberapa perlengkapan, berangkatlah mereka menuju hutan. Hingga senja menjelang, kayu yang dikumpulkan belum mencukupi seperti yang diminta ibu tiri mereka. Terpaksa lah mereka harus bermalam di hutan dalam sebuah bekas pondok seseorang agar dapat meneruskan pekerjaan mereka esok harinya. Hampir tengah malam barulah mereka dapat terlelap walau rasa lapar masih membelit perut mereka.

Esok paginya, mereka pun mulai mengumpulkan kayu sebanyak-banyaknya. Menjelang tengah hari, rasa lapar pun tak tertahankan lagi, akhirnya mereka tergeletak di tanah selama beberapa saat. Dan tanpa mereka ketahui, seorang kakek tua datang menghampiri mereka.
“Apa yang kalian lakukan disini, anak-anak?!” tanya kakek itu kepada mereka.
Kedua anak yang malang tersebut lalu menceritakan semuanya, termasuk tingkah ibu tiri mereka dan keadaan mereka yang belum makan nasi sejak kemarin hingga rasanya tak sanggup lagi untuk meneruskan pekerjaan.
“Kalau begitu…, pergilah kalian ke arah sana.” kata si kakek sambil menunjuk ke arah rimbunan belukar, “Disitu banyak terdapat pohon buah-buahan. Makanlah sepuas-puasnya sampai kenyang. Tapi ingat, janganlah dicari lagi esok harinya karena akan sia-sia saja. Pergilah sekarang juga!”

Sambil mengucapkan terima kasih, kedua kakak beradik tersebut bergegas menuju ke tempat yang dimaksud. Ternyata benar apa yang diucapkan kakek tadi, disana banyak terdapat beraneka macam pohon buah-buahan. Buah durian, nangka, cempedak, wanyi, mangga dan pepaya yang telah masak tampak berserakan di tanah. Buah-buahan lain seperti pisang, rambutan dan kelapa gading nampak bergantungan di pohonnya. Mereka kemudian memakan buah-buahan tersebut hingga kenyang dan badan terasa segar kembali. Setelah beristirahat beberapa saat, mereka dapat kembali melanjutkan pekerjaan mengumpulkan kayu hingga sesuai dengan yang diminta sang ibu tiri.

Menjelang sore, sedikit demi sedikit kayu yang jumlahnya banyak itu berhasil diangsur semuanya ke rumah. Mereka kemudian menyusun kayu-kayu tersebut tanpa memperhatikan keadaan rumah. Setelah tuntas, barulah mereka naik ke rumah untuk melapor kepada sang ibu tiri, namun alangkah terkejutnya mereka ketika melihat isi rumah yang telah kosong melompong.

Ternyata ayah dan ibu tiri mereka telah pergi meninggalkan rumah itu. Seluruh harta benda didalam rumah tersebut telah habis dibawa serta, ini berarti mereka pergi dan tak akan kembali lagi ke rumah itu. Kedua kakak beradik yang malang itu kemudian menangis sejadi-jadinya. Mendengar tangisan keduanya, berdatanganlah tetangga sekitarnya untuk mengetahui apa gerangan yang terjadi. Mereka terkejut setelah mengetahui bahwa kedua ayah dan ibu tiri anak-anak tersebut telah pindah secara diam-diam.

Esok harinya, kedua anak tersebut bersikeras untuk mencari orangtuanya. Mereka memberitahukan rencana tersebut kepada tetangga terdekat. Beberapa tetangga yang iba kemudian menukar kayu bakar dengan bekal bahan makanan bagi perjalanan kedua anak itu. Menjelang tengah hari, berangkatlah keduanya mencari ayah dan ibu tiri mereka.

Telah dua hari mereka berjalan namun orangtua mereka belum juga dijumpai, sementara perbekalan makanan sudah habis. Pada hari yang ketiga, sampailah mereka di suatu daerah yang berbukit dan tampaklah oleh mereka asap api mengepul di kejauhan. Mereka segera menuju ke arah tempat itu sekedar bertanya kepada penghuninya barangkali mengetahui atau melihat kedua orangtua mereka.

Mereka akhirnya menjumpai sebuah pondok yang sudah reot. Tampak seorang kakek tua sedang duduk-duduk didepan pondok tersebut. Kedua kakak beradik itu lalu memberi hormat kepada sang kakek tua dan memberi salam.
“Dari mana kalian ini? Apa maksud kalian hingga datang ke tempat saya yang jauh terpencil ini?” tanya sang kakek sambil sesekali terbatuk-batuk kecil.
“Maaf, Tok.” kata si anak lelaki, “Kami ini sedang mencari kedua urangtuha kami. Apakah Datok pernah melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan yang masih muda lewat disini?”
Sang kakek terdiam sebentar sambil mengernyitkan keningnya, tampaknya ia sedang berusaha keras untuk mengingat-ingat sesuatu.
“Hmmm…, beberapa hari yang lalu memang ada sepasang suami-istri yang datang kesini.” kata si kakek kemudian, “Mereka banyak sekali membawa barang. Apakah mereka itu yang kalian cari?”
“Tak salah lagi, Tok.” kata anak lelaki itu dengan gembira, “Mereka pasti urangtuha kami! Ke arah mana mereka pergi, Tok?”
“Waktu itu mereka meminjam perahuku untuk menyeberangi sungai. Mereka bilang, mereka ingin menetap diseberang sana dan hendak membuat sebuah pondok dan perkebunan baru. Cobalah kalian cari di seberang sana.”
“Terima kasih, Tok…” kata si anak sulung tersebut, “Tapi…, bisakah Datok mengantarkan kami ke seberang sungai?”
“Datok ni dah tuha… mana kuat lagi untuk mendayung perahu!” kata si kakek sambil terkekeh, “Kalau kalian ingin menyusul mereka, pakai sajalah perahuku yang ada ditepi sungai itu.”

Kakak beradik itu pun memberanikan diri untuk membawa perahu si kakek. Mereka berjanji akan mengembalikan perahu tersebut jika telah berhasil menemukan kedua orangtua mereka. Setelah mengucapkan terima kasih, mereka lalu menaiki perahu dan mendayungnya menuju ke seberang. Keduanya lupa akan rasa lapar yang membelit perut mereka karena rasa gembira setelah mengetahui keberadaan orangtua mereka. Akhirnya mereka sampai di seberang dan menambatkan perahu tersebut dalam sebuah anak sungai. Setelah dua hari lamanya berjalan dengan perut kosong, barulah mereka menemui ujung sebuah dusun yang jarang sekali penduduknya.

Tampaklah oleh mereka sebuah pondok yang kelihatannya baru dibangun. Perlahan-lahan mereka mendekati pondok itu. Dengan perasaan cemas dan ragu si kakak menaiki tangga dan memanggil-manggil penghuninya, sementara si adik berjalan mengitari pondok hingga ia menemukan jemuran pakaian yang ada di belakang pondok. Ia pun teringat pada baju ayahnya yang pernah dijahitnya karena sobek terkait duri, setelah didekatinya maka yakinlah ia bahwa itu memang baju ayahnya. Segera ia berlari menghampiri kakaknya sambil menunjukkan baju sang ayah yang ditemukannya di belakang. Tanpa pikir panjang lagi mereka pun memasuki pondok dan ternyata pondok tersebut memang berisi barang-barang milik ayah mereka.

Rupanya orangtua mereka terburu-buru pergi, sehingga di dapur masih ada periuk yang diletakkan diatas api yang masih menyala. Didalam periuk tersebut ada nasi yang telah menjadi bubur. Karena lapar, si kakak akhirnya melahap nasi bubur yang masih panas tersebut sepuas-puasnya. Adiknya yang baru menyusul ke dapur menjadi terkejut melihat apa yang sedang dikerjakan kakaknya, segera ia menyambar periuk yang isinya tinggal sedikit itu. Karena takut tidak kebagian, ia langsung melahap nasi bubur tersebut sekaligus dengan periuknya.

Karena bubur yang dimakan tersebut masih panas maka suhu badan mereka pun menjadi naik tak terhingga. Dalam keadaan tak karuan demikian, keduanya berlari kesana kemari hendak mencari sungai. Setiap pohon pisang yang mereka temui di kiri-kanan jalan menuju sungai, secara bergantian mereka peluk sehingga pohon pisang tersebut menjadi layu. Begitu mereka tiba di tepi sungai, segeralah mereka terjun ke dalamnya. Hampir bersamaan dengan itu, penghuni pondok yang memang benar adalah orangtua kedua anak yang malang itu terheran-heran ketika melihat banyak pohon pisang di sekitar pondok mereka menjadi layu dan hangus.

Namun mereka sangat terkejut ketika masuk kedalam pondok dan mejumpai sebuah bungkusan dan dua buah mandau kepunyaan kedua anaknya. Sang istri terus memeriksa isi pondok hingga ke dapur, dan dia tak menemukan lagi periuk yang tadi ditinggalkannya. Ia kemudian melaporkan hal itu kepada suaminya. Mereka kemudian bergegas turun dari pondok dan mengikuti jalan menuju sungai yang di kiri-kanannya banyak terdapat pohon pisang yang telah layu dan hangus.

Sesampainya di tepi sungai, terlihatlah oleh mereka dua makhluk yang bergerak kesana kemari didalam air sambil menyemburkan air dari kepalanya. Pikiran sang suami teringat pada rentetan kejadian yang mungkin sekali ada hubungannya dengan keluarga. Ia terperanjat karena tiba-tiba istrinya sudah tidak ada disampingnya. Rupanya ia menghilang secara gaib. Kini sadarlah sang suami bahwa istrinya bukanlah keturunan manusia biasa. Semenjak perkimpoian mereka, sang istri memang tidak pernah mau menceritakan asal usulnya.

Tak lama berselang, penduduk desa datang berbondong-bondong ke tepi sungai untuk menyaksikan keanehan yang baru saja terjadi. Dua ekor ikan yang kepalanya mirip dengan kepala manusia sedang bergerak kesana kemari ditengah sungai sambil sekali-sekali muncul di permukaan dan menyemburkan air dari kepalanya. Masyarakat yang berada di tempat itu memperkirakan bahwa air semburan kedua makhluk tersebut panas sehingga dapat menyebabkan ikan-ikan kecil mati jika terkena semburannya.

Oleh masyarakat Kutai, ikan yang menyembur-nyemburkan air itu dinamakan ikan Pasut atau Pesut. Sementara masyarakat di pedalaman Mahakam menamakannya ikan Bawoi.***

Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut (Orcaella brevirostris) hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi Undang-Undang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady.

Dahulu pesut pernah ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Kecuali di sungai Mahakam, di tempat ini habitat Pesut Mahakam dapat ditemukan ratusan kilometer dari lautan yakni di wilayah kecamatan Kota Bangun, kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai di perairan Sungai Mahakam, danau Jempang (15.000 Ha), danau Semayang (13.000 Ha) dan danau Melintang (11.000Ha).

Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh Pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah – tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar.

Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan ‘pakar’ dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut.

Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.

(sumber kaskus)
Selengkapnya...

Mahakan tempat habitat Ikan Pesut yang masih diandalkan dunia

Selengkapnya...

Selasa, April 5

Potensi Di Bantaran Mahakam: Tahukah anda Kesenian Tari Jepen?

Potensi Di Bantaran Mahakam: Tahukah anda Kesenian Tari Jepen?: "Disebagian Kecamatan yang penduduknya bersuku Kutai melayu yakni Puak punang di bantaran sungai Mahakam pada umumnya mempunyai kesenian ta..." Selengkapnya...

Tahukah anda Kesenian Tari Jepen?

Disebagian Kecamatan yang penduduknya bersuku Kutai melayu yakni Puak punang di bantaran sungai Mahakam pada umumnya mempunyai kesenian tarian pergaulan yang disebut "TARI JEPEN". Pada waktu diadakan keramaian atau pertemuan-pertemuan gembira bernuansa kedaerahan, biasanya tari Jepen ini dibawakan berpasangan secara bergantian oleh mereka yang pandai menarikannya. Kadang-kadang dilakukan pula lebih dari 1 (satu) pasang, misalnya 5 (lima) pasang atau 6 (enam) pasang secara bersama-sama. Terlihat lebih menarik lagi adalah jika tarian ini dibawakan pasangan terdiri dari pria dan wanita.

Tarian Jepen ini diperkirakan berusia cukup tua, dan merupakan kesenian khas melayu yang dipengaruhi kebudayaan Islam.

Dalam perkembangannya ada dua jenis Tari Jepen yakni tari Jepen Tungku (modern) dan Tari Jepen Sidabil(klasik). Gambus dan ketipung (gendang kecil) adalah alat instrumen pengiringnya.

Demikian keterangan Kesenian Tari Jepen. Semoga bermanfaat bagi kita untuk menambah wawasan tentang Seni tradisional Kutai Puak Punang.
Terima kasih. Selengkapnya...

Kesenian "Tari Jepen" potensi bahari yang tergerus zaman

g Selengkapnya...

Senin, April 4

Diantara Urusan Perut, Hukum dan Bermasyarakat

Sebelum saya memulai mengurai isi dari judul di atas, ada baiknya saya jelaskan maksud dan tujuan dari coretan ini. Adapun maksud dan tujuan tidak lain adalah agar anda mengetahui dan bisa mengambil khasanahnya agar dapat diterapkan di kehidupan kita dalam bermasyarakat dan buang  jauh-jauh apa yang tidak baik menurut penilaian anda. 


Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentu saja tak lepas dari aturan hukum, baik hukum negara maupun hukum adat. Diri kita pribadi sebagai manusia sangat tentu membutuhkan orang lain (bermasyarakat). Daripada itu sangat dibutuhkan kerukunan dalam bermasyarakat tersebut. Pada prinsipnya kita mengakui, bahwa memenuhi kebutuhan hidup lebih utama akan tetapi alangkah indahnya kalau cara memenuhi kebutuhan hidup tersebut tidak merugikan orang lain. 


Pada pertengahan bulan Oktober di tahun 2010 kemarin, saya beserta masyarakat lain melaksanakan kegiatan kerja bakti Bulan Bakti Gotong-royong di Kampung saya. Kegiatan Gotong-royong tersebut melibatkan beberapa unsur Muspika dan masyarakat  yaitu memperbaiki jembatan jalan poros antar Kecamatan. Bukannya saya pribadi tidak Ihklas terlibat dalam mengikuti Bulan Bakti Gotong-royong tersebut sampai saya coretkan dalam tulisan ini, akan tetapi yang saya tidak terima adalah kerusakan jembatan tersebut diakibatkan  kelalaian manusia (Human Eror) bukan akibat dari bencana alam (Force majeur). Jembatan yang kami perbaiki sebenarnya tidak termasuk dalam pengerjaan Dinas PU sebelumnya yaitu pengurukan jalan tanah yang tingginya sekitar 3 meter. Jalan tersebut jebol dan terputus akibat derasnya dorongan air sungai buatan warga. Sungai buatan tersebut adalah potensi mereka untuk mendapatkan ikan dengan menggunakan jaring yang karna mana pada musim banjir ikan akan menyusuri sungai buatan mereka tersebut, pada saat itulah pendapatan mereka melimpah bahkan nilainya mencapai 1 juta perhari bahkan lebih.


Akan tetapi sungguh sangat disayangkan hasilnya mereka yang merasakan sedangkan dampak negatifnya dirasakan oleh masyarakat luas, bahkan lebih parahnya lagi disaat pengerjaan perbaikan (dengan bahan kayu seadanya) mereka tidak ikut turut serta terlibat. Kita bisa saja menuntut mereka tentang pengrusakan Fasilitas umum. Tapi begitulah masyarakat kami, karna masih mempunyai rasa kekeluargaan dan toleransi walaupun ada salah satu warga yang melakukan kesalahan yang fatal dalam kehidupan bernasyarakat akan tetap dibicarakan secara kekeluargaan.


Demikian uraian coretan saya ini, saya tidak bermaksud untuk merugikan nama baik seseorang yang ataupun kelompok. Saya hanya mengutarakan apa adanya dan untuk dijadikan pertimbangan kegiatan masyarakat dan  
penyimak coretan saya ini kedepannya nanti..  

_________________________

Seandainya pembaca ingin memberikan masukan,
 saya persilahkan karena masukan anda sangat saya butuhkan.
 Terima Kasih. 
Selengkapnya...

Sabtu, April 2

Kutai berkembang meniti jaman.

      Anda tentu mengetahui, apabila anda mendengar atau membaca tentang Suku Kutai pasti pemikiran anda tertuju pada Suku Pedalaman Sungai Mahakam. Saya menampilkan tulisan ini hanya semata-mata menambahkan sedikit tentang kehidupan Suku Kutai dan bukan menggurui karena pada prinsipnya dijaman serba informasi ini berbagi pengetahuan adalah hal yang sangat baik. Apalagi tentang kebudayaan Suku di negara kita yang tercinta ini. Selengkapnya...

Jumat, April 1

Permisi saya bloger baru

Selamat datang dan selamat menyimak, kalau menyimak boleh saja datangnya belakangan. Selengkapnya...